Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan terjadi inflasi inti sebesar 0,08% dengan andil ke inflasi 0,05%. Dengan inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2021 sebesar 0,82%.
Inflasi tahun ke tahun (Juli 2021 terhadap Juli 2020) sebesar 1,40%. Bila dilihat dari pola yang terjadi secara bulanan sejak April ke Mei terjadi peningkatan inflasi inti namun dari Mei sampai Juli ini menunjukan terjadinya penurunan.
“Tetapi dari Mei, Juni, sampai Juli menunjukan adanya penurunan tapi nilai masih positif sebesar yang terakhir adalah 0,08%,” ucap Margo Yuwono dalam telekonferensi pers di Kantor BPS pada Senin (2/8/2021).
Menurut Margo, kalau dilihat dari komoditasnya yang mendorong inflasi inti diantaranya adalah obat dan resep sekitar 0,003% kemudian sabun deterjen sebesar 0,002% kemudian diikuti sabun mandi cair, deodorant, dan obat gosok andilnya masing-masing sebesar 0,001%.
Sementara itu yang menghambat inflasi inti adalah emas perhiasan dengan andil 0,01% “Dimana emas perhiasan untuk memberikan andil terhadap penghambat inflasi 0,01%,” imbuh Margo Yuwono.
Adapun komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,05% dengan andil ke inflasi 0,01%. Inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2021 komponen harga diatur pemerintah adalah 0,46%. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (Juli 2021 terhadap Juli 2020) adalah 0,61%.
“Komoditas pendorong inflasinya adalah rokok kretek filter dengan inflasi sebesar 0,01%,” ucap Margo Yuwono
Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,14% dengan andil ke inflasi 0,02%. Inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2021 komponen harga bergejolak sebesar 1,14% sedangkan inflasi tahun ke tahun (Juli 2021 terhadap Juli 2020) sebesar 2,97%.
Sedangkan pada harga bergejolak komoditas pendorong inflasi adalah berikut cabai rawit memiliki andil 0,03% kemudian tomat (0,01%), cabai merah (0,01%) bawang merah (0,01%), dan sawi (0,01%).
“Komoditas yang menghambat inflasi pada harga bergejolak masing-masing adalah daging ayam ras andilnya 0,04% telur ayam ras (0,01%), dan beras (0,01%),” ucapnya. (*/cr2)
Sumber: beritasatu.com